Salah satu tool manajemen yang dapat digunakan dalam melakuakan desain, monitoring dan evaluasi untuk proyek pengembangan (Development Project) adalah Pendekatan Kerangka Logika (Logical Framework Approach/LFA). Atau dikenal juga dengan istilah Goal/Objectives Oriented Project Planning/ GOPP (Perencanaan Proyek Berorientasi Tujuan).
LFA dikembangkan pertama kali oleh Practical Concept Incorporated pada tahun 1969 untuk United States Agency for International Development (USAID). Setelah itu LFA secara luas mulai digunakan oleh organisasi-organisasi bilateral/multilateral seperti AECID, GTZ, Sida, NORAD, UNDP, EC, dll dalam membuat proposal proyek. Secara ringkas LFA bisa dikatakan merupakan metode perancangan proyek.
Secara ringkas, LFA berbentuk tabel dengan matrix 4x4 dimana (4) baris menunjukkan event dari proyek, yang terdiri dari: Activities, Outputs, Purpose, Goal. Sedangkan (4) kolom disediakan untuk informasi mengenai keempat baris even tadi. Kolom pertama biasanya untuk penjelasan Narrative dari event, kolom kedua untuk menuliskan Objectively Verifiable Indicators (OVIs)/ Indikator Verifikasi Sasaran Tujuan yang menjadi arahan kita untuk keberhasilan proyek tersebut, membantu kita untuk klarifikasi, monitoring, evaluasi dari implementasi atau indikatornya dapat dibuat dengan pendekatan SMART (Specific, Measureable, Attainable, Realibility, and Timely). Kolom ketiga untuk Means of Verification (MoV)/ Cara Verifikasi, yaitu data-data yang bisa menunjang seperti hasil riset,dll.
Kolom keempat untuk risiko dan asumsi-asumsi yg digunakan terhadap event. Ditulis untuk berbagai kemungkinan yang terjadi yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya program/proyek. Asumsi-asumsi ini sebaiknya menggambarkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi jalannya proyek yang tidak dapat dikontrol secara langsung oleh manajer proyek.
Sumber: http://arali2008.wordpress.com ; wikipedia
No comments:
Post a Comment