Pembentukan team work sangat dipengaruhi oleh nilai – nilai budaya yang dianut oleh masing – masing individu yang ada di dalam kelompok tersebut. Nilai – nilai budaya ini dapat diukur dengan menggunakan metode Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI).
Nilai – Nilai Budaya
Nilai –nilai budaya yang telah dirumuskan dan dikembangkan dalam suatu team work harus selalu dipraktekkan dan dievaluasi penerapannya. Apakah semua nilai – nilai tersebut telah menjadi landasan dalam bertindak untuk setiap individu yang ada dalam team work tersebut.
Sesuai kondisi, peluang, ancaman dan rencana jauh kedepan suatu team work perlu mendefinisikan tata nilai yang menjadi pandangan, pedoman dan pegangan Kerja setiap SDM yang terbentuk dalam budaya Perusahaan.
Penyusunan nilai – nilai tersebut harus tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang mendasari langkah dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga dapat menjadi kebiasaan sehari – hari sebagai budaya organisasi yang menjunjung tinggi norma dan etika bisnis. Untuk mengetahui secara lebih detail budaya organisasi dalam suatu team work, dapat dianalisis menggunakan metode Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI).
Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Metode OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument)
Menurut Cameron dan Quinn, terdapat model pengukuran dan diagnosis budaya organisasi berdasarkan competing values framework. Model ini membagi budaya organisasi ke dalam empat tipe budya yaitu:
1. Clan culture
Adalah budaya perusahaan yang memiliki karakter kekeluargaan, dimana terdapat lingkungan yang dapat mengatur dengan baik perusahaan melalui teamwork, pengembangan SDM serta memperlakukan konsumen sebagai rekanan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan dan membina karyawan sehingga memudahkan mereka untuk berpartisipasi.
2. Adhocracy culture
Adalah budaya perusahaan yang menuntut inovasi dan inisiatif serta menciptakan produk baru dan jasa untuk mengantisipasi dan persiapan kebutuhan dimasa depan. Tugas utama manajemen adalah mendukung dan mendorong terciptanya semangat entrepreneurship dan kreativitas.
3. Market culture
Adalah budaya perusahaan yang memiliki asumsi budaya pasar yang tidak ramah, kompetitif serta perilaku konsumen yang cenderung memilih dan tertarik pada nilai – nilai sehingga menempatkan organisasi pada bisnis yang selalu berusaha meningkatkan persaingan. Tugas utama manajemen adalah mengendalikan organisasi untuk mencapai produktivitas, hasil dan tujuan serta keuntungan.
4. Hierarchy culture
Adalah budaya perusahaan yang ditandai dengan adanya bentuk perusahaan yang resmi dan terstruktur. Tugas utama manajemen adalah memproduksi barang dan jasa secara efisien sehingga tercapai kesejahteraan dalam perusahaan.
Pengelompokan tipe budaya tersebut di atas berdasarkan pada empat variable yang saling kompetitif (competing values), yaitu stability versus flexibility, internal control versus external positioning.
Stability adalah orientasi antara Hierarchy Culture dengan Market Culture. Flexibility adalah orientasi antara Clan Culture dengan Adhocracy Culture.
Internal control adalah orientasi antara Clan Culture dengan Hierarchy Culture. External Positioning adalah orientasi antara Adhocracy Culture dengan Market Culture.
Copyright: Freddi Rangkuti
Nilai – Nilai Budaya
Nilai –nilai budaya yang telah dirumuskan dan dikembangkan dalam suatu team work harus selalu dipraktekkan dan dievaluasi penerapannya. Apakah semua nilai – nilai tersebut telah menjadi landasan dalam bertindak untuk setiap individu yang ada dalam team work tersebut.
Sesuai kondisi, peluang, ancaman dan rencana jauh kedepan suatu team work perlu mendefinisikan tata nilai yang menjadi pandangan, pedoman dan pegangan Kerja setiap SDM yang terbentuk dalam budaya Perusahaan.
Penyusunan nilai – nilai tersebut harus tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang mendasari langkah dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga dapat menjadi kebiasaan sehari – hari sebagai budaya organisasi yang menjunjung tinggi norma dan etika bisnis. Untuk mengetahui secara lebih detail budaya organisasi dalam suatu team work, dapat dianalisis menggunakan metode Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI).
Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Metode OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument)
Menurut Cameron dan Quinn, terdapat model pengukuran dan diagnosis budaya organisasi berdasarkan competing values framework. Model ini membagi budaya organisasi ke dalam empat tipe budya yaitu:
1. Clan culture
Adalah budaya perusahaan yang memiliki karakter kekeluargaan, dimana terdapat lingkungan yang dapat mengatur dengan baik perusahaan melalui teamwork, pengembangan SDM serta memperlakukan konsumen sebagai rekanan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan dan membina karyawan sehingga memudahkan mereka untuk berpartisipasi.
2. Adhocracy culture
Adalah budaya perusahaan yang menuntut inovasi dan inisiatif serta menciptakan produk baru dan jasa untuk mengantisipasi dan persiapan kebutuhan dimasa depan. Tugas utama manajemen adalah mendukung dan mendorong terciptanya semangat entrepreneurship dan kreativitas.
3. Market culture
Adalah budaya perusahaan yang memiliki asumsi budaya pasar yang tidak ramah, kompetitif serta perilaku konsumen yang cenderung memilih dan tertarik pada nilai – nilai sehingga menempatkan organisasi pada bisnis yang selalu berusaha meningkatkan persaingan. Tugas utama manajemen adalah mengendalikan organisasi untuk mencapai produktivitas, hasil dan tujuan serta keuntungan.
4. Hierarchy culture
Adalah budaya perusahaan yang ditandai dengan adanya bentuk perusahaan yang resmi dan terstruktur. Tugas utama manajemen adalah memproduksi barang dan jasa secara efisien sehingga tercapai kesejahteraan dalam perusahaan.
Pengelompokan tipe budaya tersebut di atas berdasarkan pada empat variable yang saling kompetitif (competing values), yaitu stability versus flexibility, internal control versus external positioning.
Stability adalah orientasi antara Hierarchy Culture dengan Market Culture. Flexibility adalah orientasi antara Clan Culture dengan Adhocracy Culture.
Internal control adalah orientasi antara Clan Culture dengan Hierarchy Culture. External Positioning adalah orientasi antara Adhocracy Culture dengan Market Culture.
Gambar: Competing Values Framework (Cameron & Quinn)
Copyright: Freddi Rangkuti
No comments:
Post a Comment