Wednesday, January 14, 2015

Belajar Membingkai dalam Kelimpahan

Akhirnya.....!!!!!

Setelah sekian lama vacuum ngeblog karena satu dan lain hal (hehehhehe...rasionalisasi ...padahal males, keabisan ide, etc....!!!), saya mencoba mulai ngeblog lagi....setelah melanglang buana mencari-cari desain maupun blog client lainnya, sejauh ini saya lihat blogger still the best!!!....sipikir-pikir ngapain juga ya saya bersusah payah ke sana ke sini nyoba cari blog client lain, etc, padahal untuk bisa sampai ke desain blog yang ini membutuhkan waktu tidak sedikit untuk utak-utik sana sini....cari css script, etc....hahahhaha...

Oke, saya mencoba untuk rutin ngeblog lagi di sini...wish me luck!!!

Iya, kita semua di akhir dan awal tahun ini mungkin dicekoki atau diguyur dengan berita2 seputar bencana dan kecelakaan, mulai dari banjir di Aceh, Bandung sampai kecelakaan Air Asia. Bahkan untuk yang terakhir, pemberitaan dari berbagai media sampai membuat dari yang tadinya bersyukur banget dengan kehadiran media sehingga kita bisa langsung update informasi tentang kecelakaan yang menimpa Air Asia (QZ8501) sampai menjadi suatu tanda tanya karena terus-terusan setiap hari beberapa media TV memberitakan tentang kecelakaan tersebut. Sampai-sampai salah satu anak saya menjadi ngeri untuk naik pesawat...ckckckkckckck...

Apa yang salah? Menurut saya bukan medianya semata, namun kita juga sebagai pemirsa bisa belajar manajemen informasi yang kita terima. Yap, salah satu metode untuk itu adalah dengan menggunakan Analisa Framing untuk membingkai kelimpahan informasi.

Apa itu analisis framing?


Menurrut wikipedia (copas dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_framing)

Analisis framing adalah salah satu metode analisis media, seperti halnya analisis isi dan analisis semiotik.[1] Secara sederhana, Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.[1]

Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dobelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu.[2] Penonjolan aspek-aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta.[3] Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis.[3] Hal ini sangta berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.[3]

Analisis framing digunakan untuk mengkaji pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lainnya) yang dilakukan oleh media massa.[3] Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu.[3] Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.[3] 

Dalam praktik, analisis framing banyak digunakan untuk melihat frame surat kabar, sehingga dapat dilihat bahwa masing-masing surat kabar sebenarnya meiliki kebijakan politis tersendiri.[3]

Analisis framing sebagai suatu metode analisis teks banyak mendapat pengaruh dari teori sosiologi dan psikologi.[4] Dari sosiologi terutama sumbangan pemikiran Peter L. Berger dan Erving Goffman, sedangkan teori psikologi terutama berhubungan dengan skema dan kognisi.[4]

Analisis framing termasuk ke dalam paradigma konstruksionis.[4] Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya.[4] Konsep konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif , Peter L. Berger.[5] Menurut Berger, realitas itu tidak dobentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan.[4] Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi.[4]

Nah! Dengan penjelasan di atas kita bisa mulai memilah mana yang menonjolkan apa dan dipengaruhi apa dalam menyampaikan informasi. Sehingga kita bisa lebih terstruktur dalam memanajemen informasi yang berlimpah kita terima atau baca dari berbagai sumber.

Untuk kali ini sekian dulu, ya!!! Kita sambung lain kali dengan topik lainnya....atau ide lainnya ...hehehhe....

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...