“Silent night, holy night, all is calm, all is bright ....” SIAPA pun tentu mengenal nukilan teks lagu di atas. Ya, itu adalah bait pertama dari lagu “Malam Kudus” atau “Silent Night”, lagu Natal yang sangat terkenal. Bahkan orang yang bukan Kristen pun banyak yang mengenal lagu tersebut. Hanno Shilf, seorang penulis asal Jerman yang pernah melakukan riset tentang lagu yang paling populer untuk film garapannya, menemu-kan bahwa sekitar 75% penduduk dunia mengenal lagu “Malam Kudus”, tentu dalam berbagai bahasa yang berbeda. Tapi siapa penggu-bah lagu yang dinyanyikan semua orang kristiani di dunia setiap Natal itu, mungkin tidak banyak yang tahu. Joseph Mohr, adalah nama peng-gubah lagu yang begitu hebat itu. Putra pasangan Joseph Franz Mohr dan Anna Schoiberin ini sejak kecil memang sangat menyukai musik. Mohr kecil secara aktif juga meng-ikuti paduan suara Gereja Katedral Salzburg, di bawah asuhan Vicar Johann Nepomuk Hiernle. Hobi dan kegemarannya terhadap dunia seni terus dia kembangkan hingga dewasa. Dan tak dinyana, lahir se-buah mahakarya yang dicintai, bah-kan memberkati banyak orang. Tatkala lagu “Malam Kudus” diku-mandangkan, bait demi bait, tak sedikit orang merasa terharu dan meneteskan air mata, karena menghayati keagungan lagu tersebut. Tidak sedikit pula orang perantauan yang di kala Natal, saat mendengar lagu ini, terkenang masa kecil dan masa-masa bersama keluarga yang indah saat Natal. Namun sedikit orang tahu bagai-mana suasana hati Mohr, asisten pastor di gereja kecil St. Nicholas di daerah pegunungan Tirol Jerman Selatan, saat mencipta lagu tersebut. Situasi pahit ketika itulah yang inspirasi Mohr sehingga tercipta lagu tersebut. Joseph Mohr lahir sebagai anak di luar nikah. Kelahirannya diang-gap sebagai aib di masyarakat. Bahkan karena hal itu, Anna Schoi-ber, ibunya, harus menerima huku-man denda sebesar sembilan florin karena “melanggar hukum”. Sebab norma dan hukum yang berlaku masa itu menganggap mengandung di luar nikah, sama dengan tindak kriminal. Dan denda sebeser 9 florin sama besarnya dengan penghasilan Anna selama setahun, sebagai pemintal atau penyulam. Demi kelangsungan hidup si kecil Joseph, Anna Schoi-ber merelakan Joseph untuk diang-kat sebagai anak oleh seorang jaksa kaya di kota Mariapfarr, Franz Joseph Wohlmuth. Konon lagu “Malam Kudus” ter-cipta justru berawal dari sebuah “musibah’. Beberapa hari sebelum Natal, orgel gereja rusak. Umat dan pelayan gereja pun kebingungan dibuatnya. Bagaimana mungkin merayakan Natal, dengan himn yang agung nan berwibawa, tanpa iringan orgel. Rusaknya orgel itu merupakan rangsangan bagi Mohr untuk mencipta lagu yang sederhana, namun bermakna, terinspirasi dari kisah hidupnya yang pilu dan sepi. Pun mengingatkan betapa berharganya Yesus datang ke dunia, meski di malam nan sunyi senyap. Andai saja orgel gereja tak rusak, mungkin saja lagu inspiratif itu tak akan pernah lahir.